Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (FP, USK) menggelar kuliah tamu 1st International General Lecture bertemakan ‘Moleculer Approach For Improving Animal Breeding And Production’, Selasa (09/06) 2020. Dalam kesempatan tersebut, secara istimewa Jurusan Peternakan mengundang 2 pembicara yakni Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Muladno., M.Sc serta Prof. Han Jianlin dari International Livestock Research Institute - Chinese Academy of Agricultural Sciences (ILRI-CAAS).
Ketua Jurusan Peternakan FP USK Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari., M.Sc menjelaskan, kuliah tamu ini diselenggarakan sebagai upaya guna memberikan tambahan wawasan terkait ilmu genetika dan dapat dipahami secara lebih sederhana. Selain itu, kami sangat bangga karena dapat mengundang prefesional-prefesional terbaik dibidangnya untuk membuka wawasan anak didik kami serta berbagi pengalaman yang tentunya akan sangat berguna”. Ujarnya saat memberikan sambutan.
Hal yang paling ditekankan pada kuliah tamu ini ialah kunci keberhasilan menjalankan ilmu genetika dengan pendekatan yang benar, maka ilmu ini sangat mudah sekali untuk dipelajari. Ilmu pemuliaan ternak terus berkembang dengan berbagai tantangan untuk berani mencoba memanfaatkan penemuan-penemuan baru sejalan dengan perkembangan teknologi termasuk genetika molekuler. Pemanfaatan marker molekuler harus diterapkan untuk memperkuat pendekatan konvensional sebagai landasan utama dalam program pemuliaan ternak. Sampai saat ini pendekatan konvensional dalam program pemuliaan ternak terbukti menunjukkan hasil yang nyata meskipun membutuhkan jangka waktu yang lama. Penggunaan teknologi yang mutakhir seperti marker molekuler akan mengakselerasi program pemuliaan jika diaplikasi dalam usaha peternakan berskala besar sehingga dapat benar-benar mendukung perbaikan mutu genetik pada industri peternakan.
Maka dari itu, hingga saat ini semakin banyak pusat-pusat penelitian tentang genetik yang muncul di Indonesia, terutama Provinsi Aceh dengan beragam ternak plasma nutfah potensial sebagai raw material dalam memenuhi kebutuhan daging dalam negeri sehingga tidak salah jika pusat riset terkait yang ada di Peternakan USK diharapkan mampu melahirkan pelopor di industri bioteknologi di Indonesia khususnya untuk pembangunan Provinsi Aceh.